Pembukaan CupuKyai Panjala di Girisekar 11/10/2022. Peristiwa satu tahun sekali di Padukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar , Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyedot perhatian masyarakat. Tepatnya pada malam Selasa Kliwon (10/10/2022) hingga (11/10/2022) dini hari. Pembukaan Cupu Panjala merupakan ritual yang sudah berjalan puluhan tahun.
SeJarah Tentang Cupu Panjala
Dini hari di hari Selasa Kliwon (11/10/2022) rumah Dwijo Sumarto penuh sesak masyarakat yang bermaksud melihat pembukaan Cupu Panjala. Masyarakat yang ingin melihat gambar serta mendengarkan pembacaan deskripsi pertanda yang terdapat di kain mori pembungkus Cupu Kyai Panjala. Letak persisnya rumah Dwijo Sumarto di Padukuhan Mendak Kalurahan Girisekar Kapanewon Panggang. Mulai sore hari (10/10/2022) suasana rumah Dwijo Sumarto mulai ramai beranjak malam semakin larut pengunjung semakin banyak. Parkiran penuh dengan pengunjung yang datang dari berbagai tempat.
Siapa Dwijo Sumarto
Dwijo Sumarto adalah Generasi ke Tujuh Trah Kyai Panjala. Tata tertib sebelum pembukaan dan tentang Cupu Kyai Panjala dijelaskan oleh salah satu keluarga trah. Cupu Kyai Panjala saat ini ada tiga yakni Semar Tinandu, Palang Kinantang, Kenthiwiri. Awal mulanya Cupu Kyai Panjala ada 5 tetapi ada dua yang hilang yakni Bagor dan Klobot. Menurut kisah di dalam isi kotak itu ada Semar Tinandu, Palang Kinantang dan Kenthiwiri, bagor dan klobot. Dalam istilah jawa klobot adalah kulit jagung dan Bagor adalah karung. Keduanya ada perasaan tidak dihormati. Nama klobot dan bagor selalu disebut-sebut oleh manusia namun tanpa penghormatan sedikitpun, sehingga mereka lenyap tak berbekas sampai sekarang. Kejadian hilangnya Klobot dan Bagor terjadi pada ratusan tahun yang lalu. Kisah hilangnya Klobot dan Bagor ini di dapat oleh Dwijo Sumarto dari cerita nenek moyang. Perlu diketahui bahwa Cupu Kyai Panjala berada di rumah Dwijo Sumarto sejak tahun 1957. Yang mana sebelumnya berada di depan balai Desa Girisekar. Menurut cerita Cupu Kyai Panjala pernah berada di Temu ireng, Girisuko, Panggang.
Siapa Pemilik Cupu Kyai Panjala
Pemilik Cupu Kyai Panjala adalah Eyang Seyek. Eyang Seyek adalah nama asli Kyai Panjala. Sejak ratusan tahun silam secara turun-temurun pembukaan Cupu Kyai Panjala di laksanakan. Jadi dapat di jelaskan bahwa Eyang Seyek adalah pemilik Cupu Kyai Panjala atau lebih di kenal dengan nama Kyai Panjala. Awal mula kisah bahwa Cupu Kyai Panjala didapat oleh Eyang Seyek ketika menjaring ikan dalam bahasa Jawa di sebut njala. Konon Eyang Seyek tidak beristri dan tidak mempunyai anak namun Eyang Seyek punya 10 saudara, lima laki-laki dan lima perempuan.
Bagaimana Cupu Kyai Panjala Sampai ke Dwijo Sumarto
Kakek buyut dari Dwijo Sumarto adalah saudara kandung dari Eyang Seyek, sehingga ia menjadi bagian dari ahli waris Kyai Cupu Panjala. Lalu apa yang menjadi daya tarik dari Cupu Kyai Panjala bagi masyarakat sehingga mereka berbondong-bondong untuk meyaksikan pembukaan Cupu Kyai Panjala ? Hingga sampai saat ini Kyai Cupu Panjala di yakini sebagai simbol/alat peramal kondisi/kejadian-kejadian di wilayah Indonesia untuk waktu satu tahun kedepan.
Tiga Gambaran Tentang Isi Kotak Cupu Kyai Panjala
Semar Tinandu merupakan gambaran keadaan penguasa serta pejabat tinggi.
Palang Kinantang merupakan gambaran bagi masyarakat menengah kebawah.
Kenthiwiri merupakan gambaran bagi rakyat kecil.
Keyakinan tentang Cupu Kyai Panjala
Mulai beranjak malam situasi di tempat pembukaan Cupu Kyai Panjala semakin ramai oleh pengunjung yang berasalal dari warga lokal bahkan ada yang dari luar kota. Banyak yang meyakini bahwa hasil ramalan dari gambar yang tertera di kain pembungkus Cupu Kyai Panjala menjadi pertanda tentang hal yang akan terjadi dalam jangka waktu satu tahun kedepan. Sebelum acara pembukaan Cupu Kyai Panjala dilakukan Juru do’a mengiringi makan bersama dengan do’a. Di samping itu juga menyampaikan do’a dari orang-orang mempunyai hajat sekaligus menghaturkan do’a bagi mereka yang sukses yang mana bagi yang sukses mewujudkan sesaji dalam bentuk Ingkung serta membantu memberikan selimut/singep bagi Cupu Kyai Panjala.
Pembukaan Cupu Kyai Panjala Warisan Budaya Ratusan Tahun Silam
Pembukaan Cupu Kyai Panjala berlangsung cukup lama, di awali mulai sekitar pukul 22.00 WIB. Ada 30 orang yang menghaturkan sesaji karena kesuksesannya. Rasa syukur kesuksesanya diwujudkan dalam bentuk ingkung.
Sejarah Menurut Dwijo Sumarto, bahwa pada jaman dahulu di ceritakan bahwa beliau mempunyai simbah yang mana simbah tersebut mempunyai putra yang bernama seyek, kala itu Kyai seyek bersam temanya bermain hingga ke Mbanglampir dan masjid Sunan Kalijogo dan ketika pulang Kyai seyek merasa lapar dan langsung mengambil nasi secara langsung (Ngiras) pada tempat nasi tersebut, melihat itu mbah marah dan memukul Kyai seyek dengan Enthong (Alat buat mengambil nasi. Dan akhirnya kyai seyek pergi kearah selatan dan tidak kembali lagi. Melihat hal itu beliau dari Kayi seyek pergi mencari orang pintar dan akhirnya bertemu denga petapa. Petapa tersebut memberikan wejangan jika ingin melihat anaknya maka ada tiga syarat yaitu puasa tujuh hari tujuh malam, membawa jala seta sekepal nasi untuk di lempar ke laut. Apa yang diarahkan oleh petapa tersebut dilaksanakan dan beliau pergi kerah selatan hingga sampai di laut Gesing dan setelah nasi sekepal tersebut dilemparkan muncul sesuatu dan di jala, akhrinya di namakan Kyai panjala. Setelah itu di sayembarakan barang siapa yang bisa membuka barang ini, maka ia yang kuat di tempati barang ini sampai anak cucunya. Dwijo Sumarto Generasi ke tujuh dari Kyai Panjala. Tradisi upacara pembukaan cupu Panjala di rumah Dwijo Sumarto telah berlangsung selama 27 Tahun.
Isi Ramalan Pembukaan Cupu Kyai Panjolo
Sisih kulon ono huruf L, sisih kidul kulon ono gambar keris lan sisih wetan ono ndas singo, sisih lor ono lare rambute panjang tur ambyang ambyang
Setunggal lembar trotol/kotor
Sisih Lor ono Priyayi sepuh wadon ngagem jubah (Ungkik-ungkik)
Sisih Lor Kulon ono gambar wit gede sing tanpo godong/mbrunduli
Kidul wetan ono gambar kewan tikus
Sisih lor kulon ono gambar pewayangan yakuwi prabu Basudewo
Sisih lor ono huruf TNIT
Sisih kidul kulon ono sawijining ongko papat
Sisih lor ono gambar pawestri sing podho adu arep podho pasulayan soale tangane pada neng ngarep sirah kabeh
Kidul wetan ono gambar ndas/sirah sapi
Kemule selembar nglemek/teles
Sisih wetan ono gambar bintang telu
Sandinge bintang telu ono tokoh pewayangan bethoro guru
Sisih kidul kulon ono gambar pewayangan bethoro kresno
Kidul wetan ono telapak kaki (Mboh kanan mboh kiri ono tepak sikil)
Sisih lor ono gambar wong wadon sing ngagem rukuh karo ngagem obor
Sisih kidul wetan ono satunggale gambar-gambar pulau
Sisih lor kulon ono gambar pewayangan bethoro durno ono soko limo
Sisih lor wetan ono huruf IGW
Kidul wetan kemule trotol-trotol
Sisih kidul ono gambar jago marepe marep ngulon
Sisih kidul ono gambar sirah/ndas jaran
Sisih kidul ono sirah wong wadon arepe mengidul
Sisih kulon ono gambar bethoro guru sakteruse sisih lor ono gambar lele gede banget kurang luwih rong meteran
Sisih lor ono ongko wolu songo sisih wetan ugo ono angko sewelas
Sisih wetan ono sirah uwong madep ngidul
Sisih lor ono huruf AD
Sisih kidul ono gambar wong madep ngetan ngadep gelas kosong
Kidul wetan ono gambar wedus arepe ngidul
Sisih lor ono bocah sing telanjang kurang luwih umur 5 tahun
Sisih wetan ono gambar manuk merak
Sisih kulon ono gambar celeng madep ngetan
Sisih kidul ono woh jambu
Sisih wetan ono huruf ongko loro kuwalik
Sisih kulon ono ongko dua tiga
Sisih wetan ono gambar arca budha karo gambar telapak tangan
Sisih kidul ono gambar sono/gagu
Sisih wetan ono tulisan arab ra, wawu
Sisih kulon ono gambar bajing marep ngalor
Sisih kidul kulon ono gambar wong olahraga senam
Jumlah kemul nglemek namung satunggal sanesipun garing kemrisik
Sisih kulon ono laler mati
Sisih wetan ana bedil laras panjang mapane sisih wetan sak cerak e pethi